Friday, October 9, 2009

Sebuah Keluhan.. Sebuah Harapan...

Sampai kapan ya Allah..Engkau memberi cobaan yang hebat ini..
Sampai kapan Engkau terus menghiasi negeri tercinta kami ini dengan peperangan..
Bukankah engkau adalah Yang Maha Pengasih Penyayang
Engkualah pula Yang Maha Pemelihara dan Maha Melindungi
Sampai kapan Ya Allah aku menyaksikan saudura Muslim ku meninggalkan ku satu-persatu
Jika yang Engkau harapkan adalah sebuah kebangkitan umat untuk melawan,Tidakkah ada cara yang lebih halus lagi ya Allah.
Maaf kan aku Ya Allah yang telah lelah berada pada naungan cobaanmu ini.
Sempat aku berpikir, apakah aku hidup di dunia ini hanya untuk menikmat sebuah peperangan.
Hanya untuk menghisap bubuk mesiu
yang keluar dari laras peluru.
Hanya untuk mendengar nyanyian-
nyanyian roket yang ditembakkan.
Dan hanya untuk melihat mayat-mayat
bergelimpangan yang tak lain adalah saudara kami sendiri..
Bukankah Engkau memberi cobaan sesuai dengan kemampuan hamba-Mu..
Bukankah Engkau akan merubah suatu kaum jika kaum itu telah mau merubah sendiri..
Bukankah Engkau indah dan mencintai keindahan..
Maaf kan aku ya Allah yang terus mengeluh di bawah awan kelam ini.
Ku mengeluh bukan karena ku tak terima atas keputusanMu..
Tapi harus dengan kekuatan apa lagi aku bisa bertahan.
Dengan energi darimana lagi saudara-saudaraku bisa terus berjuang..

Dan pertanyaan lainnya yang terus
menggelayuti ku..
Kapan Pertolongan Mu akan datang ya Allah..??
Kapan Engkau menganugerahkan
kekuatan yang lebih pada kami untuk melawan..??
Kapan Engkau akan membinasakan kaum
yang terus membantai kami ini..??
Apakah harus membiarkan negeri tercinta ini benar-benar hancur tak bersisa dahulu.., baru Engkau akan mendatangkan pertolongan itu..??

Ya Allah.. Ya Robbi..!!!

aku mohon kekuatanMu..Segera..
Sebelum tanah suci ini luluh lantak
Sebelum tanah yang kucintai ini sirna.
.




tundukkan kepala…
angkat kedua telapak kita…
panjatkan doa bersama…





RENUNGAN PENUH HARAPAN
 
Kalutnya negeri ini
akan terpaan badai dari Sang Maha Bijaksana.
Hempasnya tanah negeri ini
akan reruntuhan puing cobaan dari Sang Maha Adil.
Bukankah belum cukup hati kita luluh dan malu atas langkah hina ini.
Atau mungkin kita mencoba berjudi di meja pertaruhan hidup.
Mengharap cukup waktu untuk menoleh sejenak.
Padahal waktu itu yang akan mengakhiri hayat kita.
Mulai hari ini.

Wahai Pemilik nyawa,.. Sudah saatnya Engkau bangkitkan naluriku untuk
terus memaknai cerita pendek di bawah pohon yang lebat ini.
Hingga ku selesai membacanya.

1 comment:

Muhammad Izzy said...

nulisnya rajin banget. jd ingt dlu msh suka ngisi diary. sneng bgt nulis tiap hri. good luck ya,,,,